Langsung ke konten utama

LAYAKKAH MUHAMMAD ZAINUL MAJDI SEBAGAI PRESIDEN?; Studi dan Analisis Elektabilitas Calon Berdasarkan Geografi Politik

Sekilas Profil

Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) lahir di Pancor, Selong, 31 Mei 1972; umur 44 tahun. Dia adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat 2 periode, masa jabatan 2008-2013 dan 2013-2018. Pada periode pertama dia didampingi oleh Wakil Gubernur Badrul Munir dan pada periode kedua didampingi oleh Wakil Gubernur Muhammad Amin.

Sebelumnya, Majdi menjadi anggota DPR RI masa jabatan 2004-2009 dari Partai Bulan Bintang yang membidangi masalah pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian dan kebudayaan (Komisi X). Selengkapnya dapat dibaca disini

Kajian Geografi Politik

Sebagai warga NTB tentunya sangat bangga memiliki Gubernur yang digadang-gadang menjadi RI1/RI2. Sebagai akademiisi, saya mencoba memberikan goresan pemahaman "Layakkah Beliau Sebagai Presiden?", tentunya ulasan ini berdasarkan sudut pandang keilmuan saya sebagai seorang geograf. Sehingga tinjauan analisisnya menggunakan analisis geografi, yaitu Geografi Politik. Secara singkat, Geografi Politik adalah ilmu geografi yang memfokuskan kajian pada unit unit-unit politik secara keruangan. Dalam hal ini,elektabilitas calon sebagai unit politiknya, dan 34 provinsi sebagai satuan analisis keruangannya.

Belajar dari pemilihan-pemilihan kepala daerah, anggota dewan, dan pemilihan presiden sebelumnya. Didapatkan suatu gambaran bahwa terjadi pergeseran political behavior (perilaku politik)dari yang bersifat ideologis (simbol partai) ke arah yang bersifat rasionalis (pertimbangan logis pribadi). Keadaan tersebut menggambarkan, masyarakat cendrung mengambil tindakan politik berdasarkan rasionya daripada mengikuti dukungan partai. Oleh karena itu, jika TGB dicalonkan sebagai Presiden/Wakil Presiden perlu dianalisis elektabilitasnya berdasarkan indikator rasionalitas pada 34 Provinsi.

Elektabilitas yang dianalisis dengan pendekatan Geografi Politik akan menghasilkan Peta Politik sebagai berikut: 1) peta elektabilitas berdasarkan citra sosial calon, 2) peta elektabilitas berdasarkan identifikasi partai, 3) peta elektabilitas berdasarkan citra calon, 4)peta elektabilitas berdasarkan isu dan kebijakan politik, dan 5) peta elektabilitas berdasarkan peristiwa-peristiwa tertentu. Lima peta tersebut dalam analisis keruangannya pada 34 provinsi akan terpola ke dalam 3 zone ruang: 1) zone nyaman (comfort zone), 2) zone diperdebatkan (dispute zone), dan 3) zone bergejolak (trouble zone).

Untuk mengambil keputusan mengenai layak-tidaknya calon, dilakukan dengan melihat prosentase zone nyaman dari total 34 provinsi. Kriteria yang digunakan adalah, 1) 90-100% zone nyaman (sangat layak), 2) 80-89% (layak), 3) 70-79% (cukup layak), dan 4)<70% (kurang layak). Keputusan inilah yang akan dipertimbangkan apakah sosok TGB menjadi kandidat yang kuat atau tidak. Karena keterbatasan, tulisan ini hanya mengantarkan sampai ide dan pemahaman bagaimana menganalisis kelayakan seorang calon/kandidat. Sangat senang jika saya mendapat pengalaman dan kesempatan mengaplikasikan ide ini. Tentunya tulisan ini jauh dari sempurna, maaf jika ada kesalahan. Bravo GEOGRAFI, Bravo Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GEOGRAFI ENTREPRENEURSHIP (GEO-PRENEURSHIP)

JUDUL : Geo-Preneurship "Learn to Action", Inspirasi dan Motivasi Bisnis untuk Mahasiswa Geografi , HALAMAN : 50 Halaman, PENULIS : Armin Subhani & Nurlaila Mubarokah, PENERBIT : Non Penerbit/Cetak Mandiri/Soft File, KONTAK : mas_armin80@yahoo.co.id Mahasiswa harus sadar terhadap ketimpangan antara bertambahnya jumlah angkatan kerja dengan ketersediaan lapangan kerja. Harus sadar akan kebutuhan perubahan dan kompetisi yang dapat mengubah hidup menjadi lebih baik, dan sadar dengan peluang yang lebih luas. Atas kesadaran tersebut, buku ini mengajak mahasiswa untuk mencoba melakukan restart orientasi dari keinginan menjadi pegawai beralih menjadi pengusaha. Restart orientasi diwujudkan dalam langkah kogkrit, yaitu memulai tindakan menjadi seorang Entrepreneur (pengusaha). Entrepreneur yang mengaplikasikan ilmu geografi, Entreprenur yang mampu membaca kebutuhan produk dan jasa dari perspektif ruang dan waktu, serta dinamika interaksi manusia dengan lingkunga

BERBAGI GEOGRAFI

Apa jadinya jika proposal skripsi mahasiswa: (1) Sekedar memenuhi tugas mata kuliah seminar, (2) tidak bersumber dari masalah sebenarnya, (3)hanya sekedar setor judul, (4) bingung merumuskan dan memutuskan masalah yang ingin diteliti. Senang berbagi dengan teman-teman mahasiswa, mengajarkan cara sederhana menulis sebuah artikel ilmiah, dan mengembangkan menjadi skripsi. Semoga menjadi solusi masalah mereka dalam menyusun proposal skripsi. Lebih menyenangkan lagi sambil bagi-bagi buku Geo-Preneurship (Geografi Entrepreneurship)..mudahan menginpirasi dan bermanfaat. Alhamdulillah target liburan semester ini untuk berbagi melalui pelatihan tercapai. Mari..sapa lagi yang mau menyusul, mumpung libur.

WORKSHOP PENYUSUNAN LEMBAR KERJA SISWA SPATIAL THINKING TO SOLVING PROBLEM

Program Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2021, dilaksanakan dalam bentuk kegiatan daring. Peserta ditargetkan dari semua guru geografi NTB, khususnya untuk alumni Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi. Kegiatan ini diagendakan tanggal 3-4 Juli 2021. Sebagai tutor adalah ketua program studi pendidikan geografi universitas hamzanwadi Dr. Armin Subhani, M.Pd.