Siapakah Geograf yang tidak kenal dengan sosok dosen geograf muda berbakat. Dr. Luthfi Muta'ali, S.Si.,MSP, dosen geografi UGM yang selalu menghiasi dinding fb hanya dengan qur'an dan materi geografi. Tanpa mengeyampingkan geograf lainnya, peran dia sebagai corong geografi melalui media sosial begitu terasa. Tulisannya seperti suntikan vitamin untuk geograf laiinya, menyegarkan dan membangkitkan semangat, serta menyadarkan bahwa geograf punya peran yang sangat penting dalam membangun bangsa Indonesia.
Gayung bersambut, mencermati tulisannya di fb tentang pembangunan berbasis wilayah dengan judul "PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERBASIS KEWILAYAHAN(Revolusi Kebijakan Spasial Radikal), dapat dibaca di sini. Ada beberapa hal yang menarik untuk dicermati; 1) Kajian inti geografi adalah region (wilayah, 2) Setiap wilayah memiliki potensi dan masalah yang berbeda, dalam pembangunannya perlu perencanaan dan penanganan yang berbeda pula, 3) Kecurigaan, dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tidak mengikutkan karakteristik wilayah, sehingga ibarat penyakit, mau mengobati tapi "salah memberi obat". Terkait tulisan ini, poin yang ke 3 menarik untuk dimaknai dan dipikir ulang.
Pikiran pertama, jika kesalahan penyusunan RPJMD diibaratkan salah memberi obat, maka yang paling bertanggung jawab adalah yang memberi resep obat (dokternya). Geograf adalah dokternya, pertanyaannya "adakah geograf disitu", kalau tidak tentu saja sebuah kezaliman. Ibarat meminta resep obat bukan pada dokter ahlinya. Tapi harus diingat seahli-ahlinya dokter kalau buka praktik pakai plang reklame juga,artinya butuh media. Lalu medianya Geograf mengiklankan dirinya apa?
Pikiran kedua, dokter juga perlu refrensi. Perhatikan jika salah satu dokter merasa tidak mampu menangani, maka akan merujuk dokter lain untuk menangani. Demikian juga seorang geograf, tidak boleh ada rasa jumawa bahwa "akulah yang paling tau, atau paling hebat", tidak boleh. Bagaimanapun beban bangsa Indonesia ini tidak bisa dibebankan pada seorang Luthfi Muta'ali seorang, geograf harus bekerja dalam jaringan, mulai yang paling bawah sampai dengan paling atas. Pekerjaan bangsa ini butuh tim, kompleksnya permasalahan bangsa tidak bisa diselesaikan oleh satu dokter geograf, perlu dokter-dokter lain, kita butuh bantuan. "we work together". Inilah yang saya sebut kesadaran kolektif Geograf. Lalu Pertanyaanya, awal untuk memulai darimana?.
Berdasarkan pikiran pertama dan kedua, Pembangunan Berbasis Wilayah membutuhkan REVOLUSI MEDIA GEOGRAFI. Geograf harus muncul kepermukaan, harus dikenal, harus berkontribusi, harus sering iklan. Iklan termudah adalah Media Internet, batas dan sekat antar geograf seolah tidak ada jarak. Perhatikan saja tulisan pak Luthfi dalam fbnya, selalu mendapat respon dan dibagikan, dan sangat tampak efeknya "iklan geograf sekaligus menumbuhkan kesadaran kolektif pentingnya peran geograf". Itulah yang saya anggap sebagai REVOLUSI MEDIA GEOGRAFI, media yang membuat Geografi mewabah cepat kepelosok negeri, instansi, perguruan tinggi. Kita ingin menyampaikan "Geografi untuk Indonesia", untuk politiknya, ekonominya, sosial budayanya, dan pertahanan keamanannya. Sekali lagi kita butuh tim, dan kawan lain juga. Salam Geografi. Untuk para guru, terimakasih atas inspirasinya.
Komentar